Kondisi lingkungan yang mempengaruhi.
1. Pengahalang Geografi.
Penghalang
geografi adalah keadaan fisik lapangan dan faktor geografi lainnya yang
menghalangi aliran gen antarpopulasi. Penghalang geografi merupakan
penghalang dalam bentuk kondisi muka bumi, seperti gunung, padang pasir,
dan laut. Penghalang jenis ini sangat menentukan persebaran organisme
dimuka bumi. Penghalang geografi merupakan hasil aktivitas alam berupa
pegunungan ataupun pemisahan permukaan bumi. Hasil proses alami ini
berupa benua yang dibatasi oleh lautan, gunung, gurun, dan faktor alam
lainnya. Adanya batas-batas tersebut menghalangi interaksi
antarorganisme. Pada mulanya kelompok organisme diperkirakan hanya
menghuni satu tempat, akibat sifat organisme yang aktif dan selalu
berusaha mencari kondisi lingkungan yang terbaik untuk proses hidupnya,
kelompok organisme tersebut menyebar keberbagai tempat yang memiliki
kondisi lingkungan yang berbeda. Persebaran organisme ini akan terhenti
begitu berhadapan dengan penghalang geografi. Selain itu persebaran
organisme dapat berhenti akibat terbatasnya kemampuan struktur ataupun
fungsi organisme tersebut seperti kemampuan terbang, berenang ataupun
berlari. Ditempat baru organisme melakukan adaptasi dan modifikasi
sehingga menjadi organisme yang berbeda dengan asalnya. Berdasarkan
penjelasan ini , terlihat bahwa pengfhalang geografi merupakan faktor
penting dalam persebaran organisme di muka bumi.
- Penghalang Reproduksi.
Penghalang
reproduksi merupakan penghalang dalam bentuk tidak terjadinya
interhibridasi ( perkawinan ) di antara organisme yang menghuni satu
daerah biogeografi dengan daerah biogeografi lainnya. Tidak terjadinya
interhibridasi ini akibat adanya penghalang geografi. Dengan demikian
penghalang geografi dapat menyebabkan munculnya penghalang reproduksi.
Penghalang reproduksi ini menyebabkan terjadinya isolasi reproduksi yang
megakibatkan semakin berbedanya organisme tersebut dengan organisme
asalnya.
- Penghalang Endemis.
Penghalang
endemis merupakan penghalang dalam bentuk kekhasan organisme akibat
menghuni daerah khas pula. Kekhasan ini terjadi akibat adanya penhalang
reproduksi yang mencegah terjadinya interhibridasi dengan organisme lain
diluar wilayah biogeografi tersebut. Penghalang reproduksi sendiri
merupakan akibat dari adanya penghalang geografi. Dengan demikian dapat
ditarik hubungan bahwa penghalang geografi menyebabkan penghalang
reproduksi menghalangi juga
terjadinya oenghalang endemis. Penghalang endemis ini menyebabkan proses
endemis organisme semakin khas oraganisme tersebut dan semakin berbeda
jauh dengan organisme asalnya.
Dampak Kerusakan Flora dan Fauna Terhadap Kehidupan
A. Kerusakan Flora, Fauna dan dampaknya.
Dalam
siklus kehidupan baik hewan maupun tumbuhan selalu terjadi evolusi,
seleksi alam, dan adaptasi. Evolusi adalah perubahaan makluk hidup
secara perlahan-lahan dari sederhana ke bentuk yang lebih sempurna dalam
jangka waktu yang sangat lama. Jadi makluk hidup selalu mengalami
perubahaan sehingga timbul spesies baru. Perlu diketahui bahwa tumbuhan
dan hewan berasal dari makluk hidup masa lampau yang telah mengalami
perubahaan dalam waktu yang sangat lama.
Seleksi
alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup sehingga hanya makluk
hidup tertentu yang dapat bertahan dan mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidup yang baru. Makluk hidup yang tidak mampu bertahan dan
menyesuaikan dengan lingkungan yang telah berubah akan mati atau pindah
kelingkungan lain. Dengan adanya seleksi alam ini, banyak hewan dan
tumbuhan yang dulu hidup, sekarang telah punah karena tidak mampu untuk survival menyesuaikan dengan lingkungan atau habitat yang ada.
Contoh kerusakan flora dan fauna yang terjadi di Indonesia akibat kegiatan manusia, misalnya :
1. Hutan menjadi gundul.
Dalam
prakteknya tebang pilih juga mengorbankan pohon lain yang tertimpa
sehingga banyak pohon kecil yang mati. Apabila penebangan dilakukan
secara serampangan maka akan menghabiskan pohon-pohon dihutan.
2. Tanah Longsor.
Akar-akar
pohon di hutan berfungsi sebagai penahan tanah agar tidak tererosi dan
longsor. Karena pohon sudah mati maka fungsi tersebut juga tidak dapat
berlangsung.
3. Banjir.
Pohon-pohon
di hutan dapat berfungsi sebagai penahan air hujan sehingga air meresap
kedalam tanah. Namun, karena fungsi hutan berubah maka akar tidak mampu
lagi menahan air akibatnya di dahilir atau di daerah yang lebih rendah
akan banjir.
4. Rusaknya hutan habitat hewan dan makluk hidup lain.
Rusaknya
hutan berarti rusaknya tempat hidup hewan. Oleh karena itu. Kelestarian
hewan di hutan juga terancam, begitu juga dengan makluk hidup lainnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemusnahan fauna adalah sebagai berikut.
1. Faktor
kematian merupakan faktor yang langsung mematikan atau mengurangi
populasi. Misalnya pemangsaan, perburuan, penyakit, kelaparan dan
kecelakaan.
2. Faktor
kesejahteraan merupakan faktor yang menyangkut kuantitas dan kualitas
lingkungan hidup fauna. Misalnya makanan, air dan tempat hidup.
3. Faktor manusia merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas makanan, air dan tempat hidup.
Mengapa kita perlu melkakukan perlindungan terhadap fauna ? Hewan merupakan
bagian penting dari suatu ekosistim yaitu sebagai konsumen. Hilangnya
salah satu komponen dalam ekosistim dapat menyebabkan ekosistim tidak
seimbang sehingga dapat berdampak negatif. Untuk menjaga agar
keseimbangan alamnya tidak terganggu maka terus diusahakan agar tidak
ada komponen alam yang mengalami kepunahan, baik hewan maupun tumbuhan.