Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi
sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah
individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk
pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Model pertumbuhan penduduk meliputi Model Pertumbuhan Malthusian dan model logistik.
Nilai pertumbuhan penduduk
Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil
dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya
merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering
diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus:
Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan:
Nilai pertumbuhan penduduk dunia
Ketika pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu wilayah atau lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk. Gangguan dalam populasi manusia dapat menyebabkan masalah seperti polusi dan kemacetan lalu lintas,
meskipun dapat ditutupi perubahan teknologi dan ekonomi. Wilayah
tersebut dapat dianggap "kurang penduduk" bila populasi tidak cukup
besar untuk mengelola sebuah sistem ekonomi (lihat penurunan penduduk).
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk Di Indonesia
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran (natalitas),
kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi).
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami.
Migrasi ada dua yaitu migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi), dan yang dapat mengurangi penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi).
Sebelum kita membahas perkembangan jumlah penduduk Indonesia, terlebih dahulu perhatikanlah tabel di bawah ini.
Faktor penyebab utama ini adalah adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama kemajuan di bidang kesehatan.
Dengan
kemajuan teknologi kesehatan kelahiran dapat diatur dan kematian dapat
dicegah. Ini semua mengakibatkan menurunnya angka kematian secara
drastis atau mencolok.
Sesuai
dengan tingkat kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maka
tiap-tiap masyarakat atau negara, pertumbuhan penduduknya mengalami 4
periode yaitu:
- Periode I
Pada periode ini pertumbuhan penduduk berjalan dengan lambat yang
ditandai dengan adanya tingkat kelahiran dan kematian yang rendah
sehingga disebut periode statis.
- Periode II
Tahap kedua ini angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi
makanan dan kesehatan. Akibat dari itu semua pertumbuhan penduduk
menjadi cepat mengingat angka kelahiran yang masih tinggi.
- Periode III
Periode ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk mulai turun.
Tingkat kematian pada periode ini stabil sampai pada tingkat rendah
dan angka kelahiran menurun, penyebabnya antara lain adanya
pembatasan jumlah anggota keluarga.
- Periode IV
Pada masa ini tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran menurun
secara perlahan sehingga pertumbuhan penduduk rendah. Periode ini
di sebut periode penduduk stasioner.
Dari empat periode di atas, pertumbuhan penduduk Indonesia berada pada periode kedua dan sekarang sedang menuju periode ketiga.
Dari rumus di atas terdapat dua kelompok perhitungan pertambahan penduduk yaitu:
a.
|
Pertambahan
penduduk alami atau natural increase artinya pertambahan penduduk
yang dihitung dari selisih antara kelahiran dan kematian.
|
b.
|
Pertambahan
Migrasi (Net Migration) artinya pertambahan penduduk yang dihitung
dari selisih antara jumlah penduduk yang masuk dengan penduduk yang
keluar.
Untuk menghitung prosentase pertumbuhan penduduk, perhatikan contoh beberapa perhitungan di bawah ini!
Anda harus perhatikan rumus yang digunakan dengan seksama!
1.
|
Penduduk
suatu negara pada pertengahan tahun 1999 berjumlah 24.500.000 jiwa.
Pada tahun tersebut terdapat kelahiran 1.300.000 jiwa dan kematian
700.000 jiwa. Migrasi masuk 20.000 jiwa dan migrasi keluar 15.000
jiwa.
a. pertumbuhan penduduk alami
b. pertumbuhan penduduk migrasi
c. pertumbuhan penduduk tota (sosial)
a.
|
Pertumbuhan penduduk alami (PA)
PA = x 100%
= x 100%
= x 100% = 2,44%
|
b.
|
Pertumbuhan penduduk migrasi (PM)
PM = x 100%
= x 100%
= x 100% = 0,02%
|
c.
|
Pertumbuhan penduduk sosial atau total (PT)
PT = PA – PM
= 2,44% – 0,02%
= 2,42%
|
Perhitungan di atas untuk menghitung pertumbuhan, dengan prosentase (%).
Sedangkan bila ditanyakan jumlah/angka pertambahan kelahiran
alaminya, maka perhitungannya lebih sederhana tanpa prosentase.
Pertambahan Alami (PA)
|
= L – M
= 1.300.000 – 700.000
= 600.000 jiwa
|
|
2.
|
Berdasarkan
sensus penduduk tahun 1990 penduduk Indonesia berjumlah 179.300.000
jiwa, sedangkan sensus tahun 1980 penduduk berjumlah 147.200.000
jiwa.
PAS = x 100 %
= x 100 %
= x 100 %
= 21,8 %
Angka
21,8% tersebut merupakan pertumbuhan selama 10 tahun (1980 – 1990),
sehingga pertumbuhan penduduk tiap tahunnya menjadi:
Untuk menentukan tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk suatu negara, kriteria yang digunakan adalah:
a. kurang dari 1% digolongkan rendah
b. antara 1% – 2% digolongkan sedang
c. lebih dari 2% digolongkan tinggi
|
Jumlah penduduk diwaktu yang akan datang dapat diketahui dengan cara membuat perkiraan atau proyeksi.
|
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Indonesia antara lain :
a.
|
Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang
menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro
natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
- Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
- Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
- Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
- Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
- Anggapan
bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila
belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
- Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
- Adanya
ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16
tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
- Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
- Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas).
Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:
1.
|
Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Angka
kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak
memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat
melahirkan hanya penduduk wanita.
Pada pertengahan tahun 1999 Jakarta berpenduduk 10.000.000 jiwa. Dalam tahun tersebut terdapat kelahiran 250.000 bayi.
Angka
kelahiran 25 berarti tiap 1000 penduduk Jakarta setiap tahun
terdapat kelahiran 25 bayi. Besarnya angka kelahiran kasar dapat
dikatagorikan menjadi tiga yaitu:
a) kurang dari 20 digolongkan rendah
b) antara 20 – 30 digolongkan sedang
c) lebih dari 30 digolongkan tinggi
|
2.
|
Angka kelahiran menurut kelompok umur (Age Specific Fertiliy Rate) disingkat ASFR
Dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak terjadi kelahiran.
Perlu
diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita.
Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan
anak.
|
|
|
Faktor-faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain:
1)
|
Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama
atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya
mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih
banyak dibanding bila peserta KB banyak.
|
2)
|
Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang
berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan
orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
|
3)
|
Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah
anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara
berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
|
4)
|
Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau
penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak
stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran.
|
5)
|
Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk.
Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada
yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau
sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau
sebaliknya.
|
6)
|
Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan
yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian
bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
|
7)
|
Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran
lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya
lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).
|
|
b.
|
Kematian (Mortalitas)
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung
besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka
kelahiran.
Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:
1)
|
Angka kematian kasar (Crude Death Rate = CDR)
Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap
1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin
tertent
- Rendah, jika angka kematian 9 – 13.
- Sedang, jika angka kematian 14 – 18.
- Tinggi, jika angka kematian lebih dari 18.
|
2)
|
Angka kematian khusus menurut umur tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka ini dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia
manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok
usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok
usia muda jauh lebih rendah.
|
3)
|
Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.
Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi.
Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:
- Rendah, jika IMR antara 15-35.
- Sedang, jika IMR antara 36-75.
- Tinggi, jika IMR antara 76-125.
|
Banyaknya
kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro
mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
a)
|
Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
|
b)
|
Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
|
|
jelas
BalasHapus